Posted by : Yongki Aji Kurniawan Saturday, 9 November 2013

Mencintai-Nya Menuntunku Pada Cintamu

Judul Novel       : Ayat-Ayat Cinta

ISBN                   : 979-3604-02-6

Penulis              : Habiburrahman El-Shirazy

Penerbit             : Republika

Cetakan             : Pertama, Desember 2004

Tebal Buku        : 419 halaman

Harga                 :Rp. 43.500,00

                          

A.   Pendahuluan

            Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel 419 halaman yang ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia kelahiran 30 September 1967 yang bernama Habiburrahman El-Shirazy. Ia adalah seorang sarjana lulusan Mesir dan sekarang sudah kembali ke tanah air. Sepintas lalu, novel ini seperti novel-novel islami kebanyakan yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata novel ini merupakan gabungan dari novel islami, budaya dan juga novel cinta yang banyak disukai anak muda. Dengan kata lain, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang islam, khususnya buat para muda yang kelak akan menjadi penerus bangsa.

B.   Isi Pernyataan

Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al-Azhar. Berteman dengan panas dan debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Belajar di Mesir membuat Fahri dapat mengenal Maria, Nurul, Noura, dan Aisha.

Maria Grigis adalah tetangga satu flat Fahri, yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Qur’an dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.

Sementara Nurul adalah anak seorang kyai terkenal, yang juga mengeruk ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang, rasa mindernya yang hanya keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.

            Noura adalah tetangga Fahri, yang selalu disiksa Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Hanya empati saja, tidak lebih. Namun Noura yang mengharap lebih, dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.

            Dan yang terakhir adalah Aisah. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri, dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.

            Lantas, siapakah yang nantinya akan dipilih Fahri? Siapakah yang akan dipersunting oleh Fahri? Siapakah yang dapat mencintai Fahri dengan tulus? Mari kita cari jawabannya dari sinopsis “Ayat-ayat Cinta” berikut.

            Fahri seang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi (belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman, seorang Syaikh yang cukup tersohor di Mesir.

            Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha. Aisha yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena memberikan tempat duduknya pada seorang nenek berkewarganegaraan Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus Fahri memberikan kesan yang berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan. Terrnyata Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga tengah menuntun ilmu di Mesir.

            Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, di mana lantai dasar menjadi tempat tinggal Fahri dan empat temannya, sedangakan yang lantai atas ditempati oleh keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua orang anak mereka, yaitu Maria dan Yousef.

            Walau keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara keluarga Fahri dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Terlebih Fahri dan Maria berteman begitu akrab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan surat Maryam.

            Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perangainya berbanding 180 derajat dengan keluarga Boutros. Kepala keluarga ini bernama Bahadur. Istrinya bernama Madame Syaima dan anak-anaknya bernama Mona, Suzanna, dan Noura. Bahadur, Madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa Noura karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura berkulit putih dan berambut pirang. Ya, nasib Noura memang malang.

            Suatu malam, Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke jalam sambil dicambuk. Tangisannya memilukan, Fahri tidak tega melihat Noura diperlakukan demikian oleh Bahadur. Ia meminta Maria melalui sms untuk menolong Noura. Fahri tidak bisa menolong Noura secara langsung, karena Noura bukan muhrimnya. Maria pun bersedia menolong Noura malam itu. Ia membawa Noura ke flatnya. Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan Madame Syaima. Dan benar, Noura bukanlah anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Ia sangat berterima kasih pada Fahri dan Maria.

            Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.

            Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencintai Fahri. Namun terlambat, Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Malang benar nasib Nurul.

            Pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan Aisha memutuskan untuk berbulanmadu di sebuah apartemen cantik selama beberapa minggu.

            Sepulang dari bulanmadu nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang, saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur. Alhasil, begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria sangan terpukul.

            Kebahagiaan Fahri dan Aisha tidak bertahan lama, karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungannya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa, karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu.

Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Maria lah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam di mana Fahri memperkosanya). Tapi, Maria sedang terluka lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan lain, atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu.

Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar, Fahri memaafkan Noura. Dan terungkaplah bahwa ayah dari bayi dalam kandungan Noura adalah Bahadur.

Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.

Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan prinsip dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah, Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan ridha-Nya.

C.   Penutup

Novel karya Kang Abik, panggilan untuk Habibburahman El Shirazy, ini memang cukup menarik. Sangat kental dengan suasana Timur Tengah dan kehidupan pelajar Indonesia di Mesir. Penuh motivasi, banyak pelajaran tentang nilai-nilai Islam yang bisa diambil dan juga mengharukan. Banyak orang yang menyebut karya ini sebagai novel pembangun jiwa. Ayat-Ayat Cinta adalah suatu karya yang hebat yang dapat memainkan perasaan dan emosi pembaca hingga hatinya teraduk-aduk dan mengharu biru. Siapa pun yang membacanya akan larut dalam suasana yang dikemas apik oleh penulis. Perpaduan kisah hubungan dua keluarga yang didalamnya terdapat toleransi agama antara Muslim dan Kristen Koptik (sebuah aliran agama Kristen yang banyak dianut oleh komunitas Kristen di Mesir) mengantar pembaca untuk mencerna lebih dalam rangkaian cerita yang terjadi. Alur cerita dimainkan oleh tokoh utama yang bernama Fahri, didukung oleh Nurul, Aisha dan Maria. Kisah cinta mereka mengalir dengan indah. Menurut Fahri, cinta sejati adalah cinta yang diberikan seseorang kepada pasangan hidupnya (istri/suami). Jadi menurutnya, cinta sebelum menikah adalah cinta semu. Walau Fahri punya rasa terhadap Nurul, namun akhirnya dia hanya dan harus memberikan cinta sejatinya kepada Aisha. Sedangkan bagi Nurul, Fahri adalah cinta sejatinya. Walau Fahri sendiri terus berusaha menyadarkan Nurul, agar dia bisa mencintai suaminya (kelak) sepenuh hati. Nurul sendiri merasa tidak dapat melupakan Fahri sepenuhnya, bahkan dia sempat membawa cintanya sampai mati walau bertepuk sebelah tangan.Alur cerita semakin menarik dengan hadirnya Maria, tetangga non muslim yang tinggal satu apartemen dengan Fahri. Ternyata Maria diam-diam juga menaruh hati kepada Fahri hingga ia menderita sakit parah berkepanjangan sampai akhir hayatnya.

          


@Yongki_Kurniaa

Leave a Reply

terimakasih telah berkunjung, jangan lupa tinggalkan komentar yaa :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Daftar Blog saya

My Biography

Nama : Yongki Aji Kurniawan
Umur : 18 Tahun
TTL : Jember,1 Juni 1997
Hoby : Olahraga(Basket,Futsal)
Cita2 : Pengusaha Sukses,PNS,Atlit,Photografer, Musisi
SD : SDN Karangrejo 2
SMP : SMP Negeri 1 Gumukmas
SMA : SMA Negeri 1 Kencong
Manajemen'15 UNEJ
Pengalaman Organisasi : Ketua PMR Kec.Gumukmas tahun 2008-2009,anggota Sie 4 OSIS SMPN 1 Gumukmas tahun 2009-2010,Koordinator Sie 4 OSIS SMPN 1 Gumukmas Tahun 2010-2011,anggota Sie 7 OSIS SMAN 1 Kencong tahun 2013-2014
Prestasi : Juara Kelas,Juara Harapan 2 kategori PP PMR Mula se Kab. Jember(2009), 3 besar Olimpiade MIPA se Kec. Gumukmas(2008), 20 Besar Olimpiade MIPA se Kab.Jember(2008),Peserta Olimpiade MIPA se Prof Jatim(2008),Peserta O2SN Bola Basket Kab.Jember(2012),urutan 2 O2SN Tolak Pluru(2012),Peserta OSN Fisika Kab.Jember(2012)
Idola : Cristiano Ronaldo,Gareth Bale, Iker Casillas
Status : Belum Kawin
FB : 1. Yongki Aji Kurniawan 2. Yongki AK
Twitter : 1. @Yongki_Kurniaa 2. @Yongki_AK31
Pin BBM : 5F76DE28
Line : Yongki_AK31
IG : @Yongki_AK31
WA : 081230202163

Blog Archive

Powered by Blogger.

- Copyright © Yongki Aji Kurniawan -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -